Tuesday, September 27, 2011

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN MAKANAN TERNAK ( BMT )


BAB I. PENDAHULUAN
Ternak-ternak dipelihara untuk dimanfaatkan tenaga/diambil hasilnya dengan cara mengembangbiakkannya sehingga dapat meningkatkan pendapatan para petani. Agar ternak peliharaan tumbuh sehat dan kuat, sangat diperlukan pemberian pakan. Pakan memiliki peranan penting bagi ternak, baik untuk pertumbuhan ternak muda maupun untuk mempertahankan hidup dan menghasilkan produk (susu, anak, daging) serta tenaga bagi ternak dewasa. Fungsi lain dari pakan adalah untuk memelihara daya tahan tubuh dan kesehatan. Agar ternak tumbuh sesuai dengan yang diharapkan, jenis pakan yang diberikan pada ternak harus bermutu baik dan dalam jumlah cukup. Pakan yang sering diberikan pada ternak kerja antara lain berupa: hijauan dan konsentrat (makanan penguat).

Kebutuhan ternak terhadap pakan dicerminkan oleh kebutuhannya terhadap nutrisi. Jumlah kebutuhan nutrisi setiap harinya sangat bergantung pada jenis ternak, umur, fase (pertumbuhan, dewasa, bunting, menyusui), kondisi tubuh (normal, sakit) dan lingkungan tempat hidupnya (temperatur, kelembaban nisbi udara) serta bobot badannya. Maka, setiap ekor ternak yang berbeda kondisinya membutuhkan pakan yang berbeda pula.Rekomendasi yang diberikan oleh Badan Penelitian Internasional (National Research Council) mengenai standardisasi kebutuhan ternak terhadap pakan dinyatakan dengan angka-angka kebutuhan nutrisi ternak ruminansia. Rekomendasi tersebut dapat digunakan sebagai patokan untuk menentukan kebutuhan nutrisi ternak ruminansia, yang
akan dipenuhi oleh bahan-bahan pakan yang sesuai/bahan-bahan pakan yang mudah diperoleh di lapangan.

Ternak ruminansia yang normal (tidak dalam keadaan sakit/sedang berproduksi), mengkonsumsi pakan dalam jumlah yang terbatas sesuai dengan kebutuhannya untuk mencukupi hidup pokok. Kemudian sejalan dengan pertumbuhan, perkembangan kondisi serta tingkat produksi yang dihasilkannya, konsumsi pakannya pun akan meningkat pula.Tinggi rendah konsumsi pakan pada ternak ruminansia sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal (lingkungan) dan faktor internal (kondisi ternak itu sendiri).

MANFAAT  PAKAN

1. Sumber energi
Termasuk dalam golongan ini adalah semua bahan pakan ternak yang kandungan protein kasarnya kurang dari 20%, dengan konsentrasi serat kasar di bawah 18%. Berdasarkan jenisnya, bahan pakan sumber energi
dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu:
  1. Kelompok serealia/biji-bijian (jagung, gandum, sorgum)
  2. Kelompok hasil sampingan serealia (limbah penggilingan)
  3. Kelompok umbi (ketela rambat, ketela pohon dan hasil sampingannya)
  4. Kelompok hijauan yang terdiri dari beberapa macam rumput (rumput gajah, rumput benggala dan rumput setaria).

2. Sumber protein
Golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang mempunyai kandungan protein minimal 20% (berasal dari hewan/tanaman).
Golongan ini dibedakan menjadi 3 kelompok:
  1. Kelompok hijauan sebagai sisa hasil pertanian yang terdiri atas jenis daun-daunan sebagai hasil sampingan (daun nangka, daun pisang, daun ketela rambat, ganggang dan bungkil)
  2. Kelompok hijauan yang sengaja ditanam, misalnya lamtoro, turi kaliandra, gamal dan sentero
  3. Kelompok bahan yang dihasilkan dari hewan (tepung ikan, tepung tulang dan sebagainya).

3. Sumber Vitamin dan Mineral
Hampir semua bahan pakan ternak, baik yang berasal dari tanaman maupun hewan, mengandung beberapa vitamin dan mineral dengan konsentrasi sangat bervariasi tergantung pada tingkat pemanenan, umur, pengolahan, penyimpanan, jenis dan bagian-bagiannya (biji, daun dan batang). Disamping itu beberapa perlakuan seperti pemanasan, oksidasi dan penyimpanan terhadap bahan pakan akan mempengaruhi konsentrasi kandungan vitamin dan mineralnya.Saat ini bahan-bahan pakan sebagai sumber vitamin dan mineral sudah tersedia di pasaran bebas yang dikemas khusus dalam rupa bahan olahan yang siap digunakan sebagai campuran pakan, misalnya premix, kapur, Ca2PO4 dan beberapa mineral.

A.   Bahan pakan

1.      JENIS BAHAN PAKAN

Tepung Ikan
Merupakan bahan utama untu keseimbangan asam amino. Kandungan protein antara 60 – 70 % (impor) dan 45 – 55 % (lokal), tergantung pada : materi ikan, proses pengolahan, dan penyimpanan kandungan proteinnya sangat tergantung kepada jenis ikan yang digunakan, ikan laut akan lebih baik dibandingkan dengan ikan darat jika digunakan untuk membuat tepung ikan  Dapat mendukung bahan baku asal nabati. Harga per satuan beratnya relatif mahal sehingga bahan baku ini hanya digunakan sebesar 5-12% terhadap total komposisi.

Sumber : LUBIS, 1953. Ilmu Makanan Ternak.
Tepung Daging
Merupakan produk kering jaringan mamalia (non bulu, kuku, viseral,dan kulit). Kandungan protein cukup tinggi antara 50 – 60 %. Kombinasi jagung dan tepung daging dengan proporsi yang cukup tinggi dalam ransum akan berbahaya bagi monogastrik.
Sumber : (Pardede dan Asmira, 1997)
Tepung Tulang
Salah satu sumber mineral makro pakan adalah tepung tulang. Tepung ini mengandung yaitu kalsium 24% dan fosfor 12%. Namun, penggunaannya hanya terbatas sebagai pelengkap jika nutrisi dalam komposisi bahan baku yang ada tidak mencukupi. Pabrik pakan umumnya menggunakan meat and bone meal (tepung daging dan tulang) sebagai sumber mineral dan protein sekaligus. Bahan ini biasanya diimpor dari luar negeri. Penggunaan tepung tulang sudah jarang dilakukan, apalagi sudah banyak sumber mineral sintetis yang diproduksi oleh pabrik pembuat bahan baku pakan maupun farmasi.
Sumber : Parakkasi, 1995.pembuatan bahan pakan ternak.
Padi
           Karena merupakan makanan pokok di Indonesia, penggunaannya untuk ternak sangat terbatas Gabah adalah butir padi yang belum digiling, kandungan protein lebih rendah daripada jagung serta miskin vitamin A.  Menir, merupakan pecahan beras pada penumbukan padi. Sering digunakan pada unggas (ayam kampung).
Dedak Padi
           Merupakan hasil ikutan industri penggilingan padi; di Indonesia terdapat 3 kualitas, yaitu : dedak kasar, dedak halus/lunteh, bekatul. Dedak kasar, dedak yang diperoleh dari hasil penumbukan atau penggilingan pertama; kualitas rendah; kandungan PK ± 6 %; SK >20 % ; lebih banyak digunakan pada ternak ruminansia dan kuda.
Dedak halus
           Dedak halus, merupakan hasil ikutan penumbukan atau penggilingan untuk memperoleh beras asah; kandungan PK ± 11 % dengan SK ± 10%; kaya vitamin dan niasin; mudah tengik; kandungan serat kasar tergantung pada terikutnya kulit gabah; dapat digunakan untuk ternak non ruminansia.
           Bekatul, diperoleh dari penumbukan atau penggilingan terakhir; merupakan bagian endosperm; selaput dan lembaga; kandungan PK mencapai 12 % dengan serat kasar ± 5%; mudah tengik; tidak mengandung kulit gabah.
           Kualitas bervariasi, dipengaruhi banyaknya kulit gabah. Kulit gabah mengandung serat kasar dengan kadar silika 11 – 19 %, hal ini merupakan pembatas nutrisi yang menyebabkan dedak padi tidak dapat digunakan berlebihan. Kadar protein lebih tinggi daripada jagung, kualitas proteinnyapun lebih baik.Penggunaan yang terlalu tinggi akan melembekkan lemak karkas. Mempunyai masalah terhadap penyimpanan.Dapat menggantikan sebagian peran jagung.
Sumber : LUBIS, 1953. Ilmu Makanan Ternak

Jagung
           Bahan ini “diharuskan” untuk digunakan pada ransum unggas komersial pada umumnya. Merupakan biji-bijian sumber energi dengan kadar protein yang rendah (lisin dan tritophan), rendah serat kasar dan mengandung energi yang tinggi; juga merupakan sumber Xantophil, provit-A, asam lemak. Kandungan PK 9,8%; rendahnya kualitas protein karena adanya “zein” (50% dari seluruh protein jagung) yang bersifat larut dalam alkohol. Penggunaan jagung dalam ransum harus ditambahkan sumber protein atau asam amino sintetik. Kadar lemak yang relatif tinggi menyebabkan tidak tahan disimpan lama. Komposisi zat makanannya dipengaruhi oleh varietas dan lingkungan penanamannya.
Sumber : LUBIS, 1953. Ilmu Makanan Ternak.

Dedak Jagung/Empok
           Merupakan lapisan luar biji jagung, mencakup kulit dan ujung tudung dengan sedikit bagaian pati lembaganya. Kandungan protein tidak lebih banyak daripada jagungnya. Pemberian terlalu tinggi dapat menyebabkan ulkus lambung, karena kandungan kulit biji. Bila diberikan pada unggas, hasilnya kurang baik bila dibandingkan dengan biji jagung. Tetes atau Molases merupakan hasil ikutan pabrik gula kandungan protein rendah (3-4 %); kandungan energi tinggi dlaam bentuk mono dan disakarida banyak digunakan pada ternak ruminansia  selain sumber energi juga bermanfaat sebagai : penambah rasa, mengurangi sifat berdebu pakan, pellet binder, stimulus aktivitas mikroba, carrier NPN dan vitamin dalam suplemen betuk cairan. penggunaan pada ruminansia sampai 15 %, pada unggas < 10 %.  penggunaan berlebihan dapat memunculkan sifat laksatif (penyebab mencret)penggunaan berlebihan juga mempersulit prosesmixing.Kualitas tergantung mutu tebu dan proses pengolahannya
Bungkil Kelapa
           Bungkil kelapa adalah bahan pakan tenak yang berasal dari sisapembuatan minyak kelapa. Bahan pakan ini mengandung protein nabati dansangat potensial untuk meningkatkan kualitas karkas.Kandungan  nilai gizi bungkil kelapa dapat dilihat pada Tabel 8.Tabel 8. Kandungan nilai gizi bungkil kelapaKandungan Zat Kadar Zat Bahan kering (%) 84.40, Protein kasar (%) 21.00, TDN (%) 81.30, Serat kasar (%) 15.00, Lemak kasar (%) 1.80
Sumber : a. Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Ternak Departemen Peternakan FP USU (2008)b. NRC (1995) 
Bungkil Kelapa
           Merupakan bahan yang berasal dari hasil ikutan ekstraksi minyak daging kelapa kering (kopra). Dari segi nutrisi tidak memuaskan, tetapi merupakan bahan alternatif yang penting untuk menutup kekurangan kebutuhan protein pakan. Kekurangan lisin dan metionin (nutrisi pembatas) dapat ditutupi dengan penggunaan tepung ikan atau asam amino sintetik.  Pada ternak babi, penggunaannya tidak boleh lebih dari 20 %.
Sumber : Parakkasi, 1995. Pembuatan pakan ternak.
Bungkil Kedele
           Merupakan bahan baku dengan kandungan protein yang tinggi (43–51 %). Mempunyai pembatas nutrisi berupa rendahnya kandungan lisin dan metionin. Bahan ini lebih banyak digunakan pada ternak unggas dan babi. Merupakan bahan favorit pada formulasi ransum; pada ternak babi dapat mencapai penggunaan 93 % dan pada ternak ayam maksimal 45 %.
Sumber : (Pardede dan Asmira, 1997)
Molases 
           Molases atau tetes tebu adalah hasil sampingan pengolahan tebu menjadigula. Bentuk fisiknya berupa cairan yang kental dan berwarna hitam. Kandungankarbohidrat, protein dan mineral protein cukup tinggi, sehingga bisa jugadigunakan untuk pakan ternak walaupun sifatnya hanya sebagai pendukung.Disamping harganya murah, kelebihan tetes tebu adalah terletak pada aroma danrasanya. Oleh karena itu apabila dicampur dalam ransum maka akan bisamemperbaiki aroma dan rasanya (Hasan danIshida, 1992) Kandungan Zat Kadar Zat Bahan kering (%) 67.50, Protein kasar (%) 3.50, TDN (%) 81.00 Serat kasar (%) 0.38, Lemak kasar (%) 0.08
Sumber : a. Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Ternak Departemen Peternakan FP USU (2008)b. NRC (1995)  
Ubi kayu
           sumber energi yang realtif murah dan mudah didapat kandungan PK < 3 % dan SK rendahmengandung racun asam sianida/HCN (termasuk daun) dengan pengolahan dapat mengurangi kadar HCN.
Garam Dapur
           Garam yang umum digunakan untuk bahan baku pakan adalah garam dapur berbentuk serbuk yang mengandung yodium sekitar 30-100 ppm. Garam dapur (NaCI) sering digunakan sebagai tambahan untuk mencukupi kebutuhan kedua mineral yang dikandungnya, yaitu natrium dan klor. Penggunaarmya dibatasi sampai 0,25% saja, karena jika berlebihan akan mengakibatkan proses ekskresi atau pengeluaran cairan kotoran meningkat. Keadaan ini akan menyebabkan alas litter menjadi sangat lembab dan basah. Akibatnya, akan timbul gangguan penyakit bagi unggas yang dipelihara.
Sumber : Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Ternak Departemen Peternakan FP USU (2008)b. NRC (1995) 
Garam
           Garam yang dimaksud disini adalah garam dapur (NaCl) dimana selainberfungsi sebagai mineral juga berfungsi sebagai pembatas konsumsi yangberlebihan bagi ternak karena adanya rasa asin.Garam dapur ditambahkan sebanyak 0,5% untuk meningkatkan tingkatkonsumsi konsentrat berenergi tinggi sampai menjadi 1,25 - 1,75 kg/ekor/hari.Semula pengaruhnya terlihat meningkatkan konsumsi kemudian menurunkansampai jumlah yang dikehendaki (Parakkasi, 1995).



Urea
           Urea yang ditambahkan dalam ransum ruminansia dengan kadar yangberbeda - beda, ternyata dirombak menjadi protein oleh mikroorganisme rumen.Urea merupakan bahan pakan sumber nitrogen yang dapat difermentasi di dalamsistem pencernaan ruminansia. Urea dalam proporsi tertentu mempunyai dampak positif terhadap peningkatan konsumsi protein kasar dan daya cerna. Urea biladiberikan kepada ruminansia akan melengkapi sebagian dari kebutuhan protein,karena dapat disintesis menjadi protein oleh mikroorganisme dalam rumen(Anggorodi, 1984). Menurut yang dilaporkan Basir (1990) selain meningkatkankualitas hijauan, urea juga dapat dimanfaatkan sebagai pengganti protein butir- butiran. Urea juga dapat memenuhi kebutuhan protein untuk pertumbuhan padaproduksi ternak ruminansia.
Sumber : a. Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Ternak Departemen Peternakan FP USU (2008)b. NRC (1995) 
2.Penentuan ke ternak

           Pakan penguat atau konsentrat yang berbentuk seperti tepung adalah sejenis pakan komplet yang dibuat khusus untuk meningkatkan produksi dan berperan sebagai penguat. Mudah dicerna, karena terbuat dari campuran beberapa bahan pakan sumber energi (biji-bijian, sumber protein jenis bungkil, kacang-kacangan, vitamin dan mineral). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan pakan penguat:

Ketersediaan Harga Satuan Bahan Pakan
           Beberapa bahan pakan mudah diperoleh di suatu daerah, dengan harga bervariasi, sedang di beberapa daerah lain sulit didapat. Harga perunit bahan pakan sangat berbeda antara satu daerah dan daerah lain, sehingga keseragaman harga per unit nutrisi (bukan harga per unit berat) perlu dihitung terlebih dahulu.
Standar kualitas Pakan Penguat
           Kualitas pakan penguat dinyatakan dengan nilai nutrisi yang dikandungnya terutama kandungan energi dan potein. Sebagai pedoman, setiap Kg pakan penguat harus mengandung minimal 2500 Kcal energi dan 17% protein, serat kasar 12%.


3.Proses penyusunan ransum
           Penyusunan ransum ternak adalah cara meramu bahan-bahan pakan ternak Untuk memenuhi kebutuhan ternak sesuai dengan tingkat produksi yang diinginkan, pada bagian sebelumnya telah diterangkan bahwa zat-zat makanan utama yang dibutuhkan oleh ternak Ruminansia dan harus mendapat perhatian terlebih dahulu adalah bahan kering, protein, energi, kalsum dan posfor . cara terbaru dalam menyusun ransum adalah didasarkan pada 100 % bahan kering (dry matter basis), walaupun demikian masih memungkinkan untuk merubahnya kedalam bentuk yang tersedia (as-fed basis). Dalam menyusun ransum seimbang (balance ration) dibutuhkan data- data :
1. Data kebutuhan ternak akan zat-zat makanan .
2. Data komposisi zat-zat makanan dari bahan pakan yang digunakan untuk menyusun ransum.
·         Tahapan-tahapan didalam menyusun ransum seimbang adalah sebagai berikut
1. Harus megetahui kondisi ternak yang akan diberi pakan apakah ternak dalam
keadaan pertumbuhan ,produksi atau kerja.
2. Siapkan data kebutuhan ternak akan zat-zat makanan .
3. Tentukan bahan-bahan pakan yang akan digunakan dalam menyusun ransum,
dengan mengingat syarat-syaratnya.
4. Siapkan data komposisi zat-zat makanan dari bahan-bahan pakan yang akan
digunakan.
5. Disusun daftar bahan –bahan pakan yang digunakan dan komposisi zat-zat
makanannya ,dengan membuatnya kedalam bentuk tabel.
6. Diperhitungkan ransum seimbang .
7. Diteliti susunan zat-zat makanan ransum seimbang ,apakah sudah sesuai
dengan kebutuhannya .
8. Apabila ransum telah seimbang ,cek kembali dengan menjawab pertanyaan –
pertanyaan sebagai berikut
a. Apakah ada kelebihan zat-zat makanan didalam ransum ,bila ada sampai seberapa jauh pengaruhnya terhadap ternak . bila kekurangan zat-zat makanan ,apa pengaruhnya terhadap ternak dan apa yang harus anda kerjakan .
b. Apakah ransum tersebut telah merupakan ransum yang murah, tetapi
telah memenuhi syarat .
c. Perlukah ditahbah pakan tambahan pada ransum tersebut seperti
garam,mineral,kapur dan sebagainya.

B.     Formulasi ransum
Ransum adalah jumlah total bahan makanan yang diberikan pada ternak selama 24 jam. Sedangkan yang dimaksud dengan bahan pakan adalah komponen ransum yang dapat memberikan manfaat bagi ternak yang mengkonsumsinya Ransum merupakan factor yang sangat penting di dalam suatu usaha peternakan, karena ransum berpengaruh  langsung terhadap produksi ternak. Perubahan ransum baik secara kualitas maupun kuantitas maupun perubahan pada komponennya akan dapat menyebabkan penurunan produksi yang cukup serius. Sehingga untuk mengembalikan produksi seperti semula sebelum perubahan ransum cukup sulit dicapai dan akan memakan waktu cukup lama.

2.                           Metode atau cara yang ada
  Untuk menyusun ransum dapat digunakan metoda yang sesuai dengan kepentingannya. Dalam garis besarnya, ada 5 (lima) metoda yang bisa digunakan yaitu:
1. Trial and error method
2. Pearson's square method
3. Exact method
4. Simultaneous method
5. Linear programming method.

1. Trial and error method

Sesuai dengan namanya, dalam metoda ini ada langkah-langkah yang harus dilakukan, yaitu:
memilih bahan pakan yang akan digunakan
menghitung berulang kali sampai mendapatkan hasil yang sesuai atau mendekati dengan apa yang dicari.

2. Pearson's square.

Pearson’s square merupakan metoda sederhana dan hanya dipakai untuk mencampur dua macam bahan yang berbeda kadarnya menjadi satu campuran yang menjadi kadar diantara kedua bahan yang dicampurkan. Jadi metoda ini hanya berlaku untuk satu macam zat gizi.

Suatu Contoh:
Misalnya, pakan untuk ayam pullet (dara) umur 10-16 minggu mengandung protein 16,8% (menurut spesifikasi pembibit ayam Charoen Pokphand). Pakan tersebut akan dibuat dengan mencampur 3 bahan pakan, yaitu dedak + 10% PK, jagung + 8% PK, dan konsentrat petelur 32-38% PK (tergantung pabrik pembuatnya), misalnya 36%PK.
Dari ketiga bahan tersebut dapat dijelaskan bahwa jagung adalah sebagai sumber energi, konsentrat sebagai sumber protein, dan dedak bahan pakan yang banyak digunakan sebagai penyubal karena kandungan energinya yang rendah(kecernaannya rendah). Oleh karena itu, dedak dalam penggunaannya dibatasi antara 25-30%, dalam hal ini kita batasi 25%.

Sehingga untuk membuat 100 kg campuran pakan dengan kandungan protein 16,8%, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:Dedak yang digunakan 25% dari 100 kg campuran pakan = 25 kgMaka campuran jagung dan konsentrat = 100-25=75 kgDedak sebanyak 25 kg memberi sumbangan protein sebanyak 10% x 25 kg = 2,5 kgSementara, campuran bahan pakan sebanyak 100 kg dengan kandungan protein 16,8% setara 16,8% x 100 kg = 16,8 kg protein. Karena sumbangan protein dari dedak sebanyak 2,5 kg, maka protein yang harus dipenuhi dari konsentrat dan jagung sebanyak 16,8-2,5= 14,3 kg. Jagung dan konsentrat sebanyak 75 kg mengandung protein sebanyak 14,3 kg, maka kualitas proteinnya = 14,3/75 x 100% = 19,07%. Berapa kg konsentrat dan jagung yang digunakan dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Konsentrat   36                  11,07


                       19,07        


Jagung          8                     16,93  +
                                              28,00                   
                
Maka, susunan ransum ayam pullet adalah:
Konsentrat    = 11,07/28 x 75 kg =  29,65 kg
Jagung          = 16,93/28 x 75 kg =  45,35 kg
Dedak                                          =  25,00 kg
         Total                   =  100,00 kg

4.Exact method

Metoda ini lebih praktis digunakan untuk menyusun ransum ruminan, walaupun dapat pula digunakan untuk non ruminan. Sebagai contoh, ransum sapi dengan berat 200 kg untuk digemukkan. Langkah yang harus diketahui adalah:
         a. Kebutuhan gizinya
         b. Macam dan kandungan gizi bahan pakan yang akan dipakai
         c. Jumlah pakan hijauan untuk seluruh kebutuhan TDN
         d. Jumlah konsentrat untuk menggantikan sebagian dari pakan hijauan

a. Kebutuhan gizi harian untuk sapi dengan berat 200 kg. Berdasarkan tabel kebutuhan gizi bagi sapi dengan berat 200 kg adalah sebagai berikut:

BK (kg)
PK (kg)
TDN (kg)
Ca (%)
P (%)
5
0,61
3,7
0,023
0,017

b. Macam kandungan gizi bahan pakan yang akan digunakan

Bahan
BK
PK
TDN
Ca
P



(%)


Rumput
15
2,6
9
0,9
0,07
Jagung
86
8,9
78
0,02
0,31

c. Jumlah pakan hijauan untuk keseluruhan kebutuhan TDN
Kebutuhan atau jumlah TDN seluruhnya hanya bila dari rumput
         = jumlah kg rumput x % TDN rumput
         3,7 = jumlah kg rumput x 9/100
         Jadi, jumlah (kg) rumput = 3,7/0,09 = 41 kg

Rumput segar sebanyak 41 kg mengandung:
-BK sebesar 41 x 15/100 = 6,15 kg
-PK sebesar 41 x 2,6/100 = 1,07 kg
-TDN sebesar 41 x 9/100 = 3,69 kg

Berdasarkan kebutuhan gizi adalah:


BK (kg)
PK (kg)
TDN (kg)
Kebutuhan
5
0,61
3,7
Tersedia
6,15
1,07
3,69
Kelebihan
1,15
0,46
cukup

Rumput sebanyak 41 kg bagi sapi seberat 200 kg adalah terlalu bulky, sehingga perlu dikurangi dengan jalan disubstitusikan dengan konsentrat (jagung). Berdasarkan kandungan TDN, 1 kg rumput mempunyai 9/100 kg TDN dan 1 kg jagung mempunyai 78/100 kg TDN.
Jadi, nilai TDN untuk 1 kg jagung setara dengan 0,78/0,09 kg rumput = 8,67 kg (untuk satuan TDN yang sama). Berdasarkan kandungan bahan kering (BK), maka 1 kg jagung dengan 86% BK mengandung 0,86 kg BK. Sementara, 8,67 kg rumput dengan 15% BK setara dengan 1,34 kg BK. Jadi, bila 8,67 kg rumput diganti dengan 1 kg jagung untuk nilai TDN yang sama, ternyata masih kekurangan BK sebanyak 1,34-8,67 =  0,44 kg BK. Kelebihan BK sebanyak 1,15 kg yang berasal dari rumput bila diganti dengan jagung agar tidak ada kelebihan maka diperlukan jagung sebanyak 1,15/0,44 kg = 2,61 kg.

- Untuk BK : rumput menyediakan = 18,38 x Total TDN yang dikandung dalam jagung sebanyak 2,61 kg setara dengan rumput sebanyak
         =2,61 x 8,67 kg rumput
         =22,62 kg rumput.
Bila digunakan jagung sebanyak 2,61 kg sebagai pengganti sebagian rumput maka rumputnya harus dikurangi sehingga tinggal 41 kg - 22,62 kg rumput = 18,38 kg rumput.
Dari perhitungan tadi, ransumnya menjadi: 18,38 kg rumput dan 2,61 kg jagung.
d. Pengujian kandungan gizi ransum
0,15 kg       = 2,76 kg BK
       Jagung menyediakan               =  2,61 x 0,86 kg     = 2,24 kg BK
       Jadi, jumlah BK tersedia sebanyak                 = 5 kg BK
       Sedangkan jumlah BK yang dibutuhkan        = 5 kg BK
- Untuk PK: rumput menyediakan   = 18,38 x 0,026 kg      = 0,48 kg PK
         Jagung menyediakan             =  2,61 x 0,089 kg                   = 0, 23 kg PK
         Jadi, jumlah PK tersedia                                                        = 0,71 kg PK
         Sedangkan jumlah PK dibutuhkan                            = 0,61 kg PK
- Untuk TDN: rumput menyediakan = 18,38 x 0,09 kg      = 1,66 kg TDN
       Jagung menyediakan   = 2,61 x 0,78 kg                      = 2,04 kg TDN
       Jadi, jumlah TDN tersedia                                          = 3,37 kg TDN
       Jadi, jumlah TDN dibutuhkan                                                = 3,37 kg TDN
Mengingat kebutuhan akan energi sudah tercukupi, maka susunan ransum tersebut sudah cukup baik. Adanya kelebihan protein bukan merupakan hal yang penting karena sebagai faktor pembatas disini adalah energi dan bukan perotein. Untuk kandungan mineral bisa ditentukan dan bila masih dibawah kebutuhan (kurang) bisa ditambahkan mineral mix atau bahan pakan sumber mineral yang lain.

4. Simultaneous equation method.
Metoda ini disebut juga dengan persamaan aljabar, karena ada dua hal yang dicari, misalnya PK dan ME, disamping menggunakan bahan pakan yang lebih dari dua macam. Cara pemakaiannya seperti contoh pada perhitungan harga bahan pakan berdasarkan kandungan zat gizinya.
Metoda ini merupakan metoda yang diharapkan bisa menghitung atau menjawab jenis bahan pakan berdasarkan kebutuhan ternak dan mempertimbangkan kendala-kendala dalam penyusunan ransum. Perhitungannya lebih komplek dan biasanya perhitungan ini dengan menggunakan software (program) komputer. Program yang akan digunakan adalah program Lindo (DOS). Berikut adalah beberapa perintah yang digunakan dalam formulasi ransum dengan menggunakan Lindo.

MIN, minimize (digunakan untuk memerintahkan perhitungan penggunaan bahan pakan secara minimal)
ST, subject to
EXT, extended (digunakan untuk menambah persamaan)
END, (digunakan untuk perintah selesai menambah persamaan)
DEL, delete (digunakan untuk menghapus persamaan)
ALTER (digunakan untuk merubah koefisien suatu variable dalam persamaan)
LOOK (digunakan untuk melihat persamaan yang telah dibuat
ALL (untuk melihat semua persamaan dari baris persamaan ke)
GO (digunakan untuk memproses data)
SAVE (digunakan untuk menyimpan data persamaan yang telah dibuat)
QUIT (keluar dari program Lindo)
RETRIEVE (digunakan untuk memanggil file data yang pernah ada)

2        Manfaat atau Gunanya
Ransum merupakan factor yang sangat penting di dalam suatu usaha peternakan, karena ransum berpengaruh  langsung terhadap produksi ternak. Perubahan ransum baik secara kualitas maupun kuantitas maupun perubahan pada komponennya akan dapat menyebabkan penurunan produksi yang cukup serius. Sehingga untuk mengembalikan produksi seperti semula sebelum perubahan ransum cukup sulit dicapai dan akan memakan waktu cukup lama.



.


BAB II. METODE PRAKTIKUM
A.     Alat dan Bahan pakan
·         Alat
1.      Pensil
2.      Meja
3.      Kertas
4.      penggaris
·         Bahan


1.sampel bungkil sawit
2.sampel konsentrat
3.sampel tepung ikan ( baru)
4.sampel  tepung ikan lama
5. sampel CGM
6.sampel bungkil kedelai( lama)
7. sampe bungkil kedelai (baru)
8.sampel bungkil kelapa
9.sampel tepung tulang
10.sampel molases
11.sampel  tepung tapioka
12.sampel tepung onggok(lama)
13. sampel tepung gaplek
14.sampel .dedak padi
15.sampel jagung tongkol muda
16 sampel jagung tongkol jelek
17.sampel jerami jagung
18.sampel mineral suplemen
19.sampel kalsium
20.sampel mineral 12
21.sampel garam
22.sampel Urea
23.sampel indgo





B.     Formulasi ransum
·         Alat
Satu unit komputer dan
Alat tulis

·         Bahan
Petunjuk program LINDO


BAB III. HASIL PAKTIKUM

A . Bahan Pakan    
 NO
NAMA PAKAN 
NAMA LATIN 
PROSES BAHAN PAKAN 
CIRI-CIRI 
SUMBER 
 WARNA
BAU 
 RASA
 1
 Bungkil sawit(lama)
Elaeis guineansis 
pengilingan 
coklat 
tengik 

 protein
 2
 Konsentrat(KL)
 concentrat
 pengilingan
 kuning


protein 
 3
 tepung ikan (baru)

 Pengilingan
 coklat

 Ikan busuk
 energi
 4
 tepung ikan lama

 Pengilingan




 5
 CGM
 Zea mays

kuning 



 6
bungkil kedelai  ( lama)
 Glicine max
pengilingan 
putih 



 7
 bungkil kedelai (baru)
 Glicine max
pengilingan 
putih 



 8
bungkil kelapa 
 Cocos nucifera
 pengilingan
 coklat



 9
 tepung tulang

pengilingan 
coklat 
tengik 


 10
 molases
 Saccharum officinarum

 hitam
 harum
manis 

 11
 tepung tapioka
 Manohot esculenta

 Putih



 12
 tepung onggok(lama
 Manihot esculenta

 Coklat



 13
 tepung gaplek
 Cassava root meal

 Coklat



 14
 dedak padi
 Oryza sativa
 Pengilingan
 Coklat



 15
 jagung tongkol muda
 Zea mays
 Pengilingan
 Kuning keabuan



 16
 jagung tongkol jelek
 Zea mays
Pengilingan  
Kuning  



 17
 jerami jagung
 Zea mays
 Pengilingan
 Coklat



 18
mineral suplemen


 Pink muda



 19
 kalsium


 Cream



 20
 mineral 12


 Merah bata



 21
 garam
 NaCl
pengkistal 
 Putih
 Asin


 22
 Urea

Pengkristal
Putih   



 23
 indIgo
 Indigo sp

 Hijau tua






B.Program lindo

LP OPTIMUM FOUND AT STEP     10

       OBJECTIVE FUNCTION VALUE

       1)    1.00000000

 VARIABLE        VALUE          REDUCED COST
       BD          .091895           .000000
       TI          .100000           .000000
       BK          .030000           .000000
       BS          .030000           .000000
       TD          .000000           .000000
        J          .450000           .000000
        D          .262471           .000000
        S          .000000           .000000
        M          .020000           .000000
       MG          .015633           .000000
        I          .020000           .000000
     SAVE          .000000           .000000


      ROW   SLACK OR SURPLUS     DUAL PRICES
       2)          .000000         -1.000000
       3)          .000000           .000000
--MORE—









BAB IV. PEMBAHASAN
A .Bahan Pakan
Biji-bijian
Bahan makanan sumber energi asal biji-bijian yang biasa digunakan sebagai makanan ternak antara lain : padi (gabah, menir, beras), jagung, sorghum. Masalah dalam penggunaan bahan makanan sumber energi pada ternak ruminansia, bila digunakan dalam jumlah tinggi sebagai makanan penguat(High Concentration Rations) akan menyebabkan terjadinya digestve disturbance, oleh karena itu rasio hijauan dan konsentrat perlu mendapatkan perhatian.
Jagung (Zea mays) merupakan bahan pakan sumber energi yang paling umum digunakan untuk pakan unggas. Hal ini dikarenakan jagung sangat palatable dan sangat besar kandungan energinya. Nilai energi yang dapat dimetabolis (metabolisable energy, ME) yang terkandung dalam jagung digunakan sebagai standard terhadap bahan pakan sumber energi lain. Kandungan nutrisi jagung giling (dasar bahan kering) adalah 9,0% PK, 4,0% LK, 2,5 % SK, 1,5% Abu, dan 83% BETN, 0,02% Ca, dan 0,25% P, serta 3,45 kkal/g. Jagung kuning mempunyai kelebihan adanya xanthophil yang memberikan warna kuning pada produk-produk ternak.

Produk sampingan dari penggilingan padi (Oryza sativa) adalah dedak Sebenarnya, pada proses penggilingan padi, hasil yang didapatkan selain beras, adalah bekatul padi (sebanyak 2-3%), dedak padi (6-8%), dan sekam (20%). Dedak padi adalah by-product utama yang didapatkan dari proses penggilingan padi dihasilkan dari lapisan bagian dalam biji, lebih banyak penggunaannya dibandingkan dengan dedak. Hal ini karena kadar serat yang dikandungnya lebih rendah dan kandungan ME yang lebih tinggi. Namun demikian, ketersediaan bekatul sangat sedikit karena tidak semua penggilingan padi mengoperasikan mesin penggiling multiple-stage yang memisahkan bekatul dari dedak. Dedak kualitas bagus mengandung sekitar 13% PK, 13% lemak, dan 13% serat dan kaya sumber vitamin B dan trace mineral. Nilai ME dedak padi, selain mengandung serat, relatif tinggi. Sementara itu, kandungan lemak yang tinggi harus diperhitungkan, dimana hal ini dapat menyebabkan masalah ransiditas (ketengikan) selama dalam penyimpanan di climat tropis. Dedak padi mengandung enzim lipolytic yang menjadi aktif ketika dedak dipisahkan dari beras dan kandungan asam lemak bebas meningkat dengan cepat.
 Tabel : Komposisi kimia dedak padi yang didapat dari tipe penggilingan padi yang berbeda yang biasa digunakan di Asia (%, dasar bahan kering)



Tipe penggiling


Modern
Semi-modern
Traditional
Protein Kasar
10,0
9,0-11,0
7,3-7,5
Serat Kasar
12,6-12,9
15,4-15,9
29,3-30,9
Lemak
23,4-31,6
19,2-19,7
6,6-8,6
Abu
12,8-14,3
14,1-15,0
15,5-20,5

Tepung Ubi Kayu
Ubi kayu (Manihot esculenta) merupakan bahan pakan sumber energi non-tradisional ubi kayu untuk sebagai bahan pakan sekaligus untuk pembuatan pellet dengan level antara 5-40%, tergantung jenis.tepung ubi kayu terdiri atas kurang lebih 13,0% air, 2,6% protein, 78,4% TDN, 3,6 % SK, 1,0% lemak, 1,4% abu. Kadar protein dapat di cerna ( termasuk zat – zat amidin ) adalah 2,1% dan MP = 81.
Tepung tulang
Salah satu sumber mineral makro pakan adalah tepung tulang. Tepung ini mengandung yaitu kalsium 24% dan fosfor 12%. Namun, penggunaannya hanya terbatas sebagai pelengkap jika nutrisi dalam komposisi bahan baku yang ada tidak mencukupi. Pabrik pakan umumnya menggunakan meat and bone meal (tepung daging dan tulang) sebagai sumber mineral dan protein sekaligus. Bahan ini biasanya diimpor dari luar negeri. Penggunaan tepung tulang sudah jarang dilakukan, apalagi sudah banyak sumber mineral sintetis yang diproduksi oleh pabrik pembuat bahan baku pakan maupun farmasi.



Tepung ikan
Tepung ikan ini terbuat dari ikan dimana tepung ikan yang baik sekali dan tidak terlalu banyak duri nya, mengandung lebih dari 60% protein. Bahan pakan memiliki kandungan nutrisi Air  12%, Protein 53,3%, BETN 4,3%, Serat kasar 8,4%, Lemak  8,4% , abu 20,9%. bau tepung ini tidak sedap, karna berasal dari daging ikan. Namun bagus sekali untuk ternak.
Tepung udang
Tepung udang yang di buat hanya dari dagingnya saja, jauh lebih banyak mengandung zat – zat protein. oleh karena sudah terlepas dari kulit – kulit dan kepalanya, maka kadar zat – zat mineral pun rendah sekali. Susunan zat zat makanan dari tepung udang adalah : 16 % air, 75 % protein, 0% hidrat arang, 3,0% lemak dan 6,0% abu. Kadar protein yang dapat dicerna adalah kira – kira 60,0% dan nilai Mp =45.
Molasses tebu
Molasses atau tetes merupakan by-product industri gula tebu (Saccharum officinarum) dan merupakan penggati biji-bijian yang penting. Molasses mengandung karbohidrat yang tinggi dan sangat palatable. Kandungan ME kira-kira 70% dari jagung. Ada dua type molasses, yaitu final atau blackstrap dan high-test. Final molasses mempunyai kandungan sedikit gula dan tinggi kandungan abu (terutama kalium). Sementara high-test molasses, baik berbentuk cairan maupun padatan digunakan sampai 30% dalam pakan unggas. Penggunaan level yang tingg pada final molasses akan menghasilkan permasalahan dan menyebabkan excreta yang basah. Susunan zat makananya adalah 20,3% air, 1,3% pk, 74,9% BETN, 0,0 SK, lemak dan abu 3,5 %.kadar protein dapat di cerna adalah 0,4%, sedangkan MP nya 59.
Bungkil kedelai

Bungkil kedelai (Glycine max) merupakan legum penting yang ditanam untuk kebutuhan pangan dan minyak tanaman Bungkil biji kedelai mengandung. Bungkil kedelai yang diproses dengan baik merupakan sumber potein yang sangat baik untuk semua kelas unggas, dengan penggunaan yang tidak terbatas. Kadar protein bungkil kedelai lebih tinggi dan di samping itu kadar lemak nya tidak lah terlalau tinggi sperti kacang tanah dan bungkil kelpa sawit.Susnan angka analisis nya Air  11,65%, Protein 42,7%, BETN  16,9%, Lemak  10,4%, abu 9,4%. bungkil ini bagus sekali dipakai dalam kombinasi dengan makan yang bebutir sebangsa padi, keterbatasan ada nya bunkil kedelai, menjadikan bahan pakan ini memiliki harga yng cukup mahal.
Bungkil sawit
Bungkil sawi tyang bahasa latin nya ( elais guineensis) memiliki warna caoklat dan berbau tengik. Sebagian besar masyrakat di gunakan sebagai bahan baku pembuatan mnyak goring, namun ternyata bungkil dari sawit ini pun dapat di gunakan sebagai bahan pakan pada ternak. Dengan memiliki kandungan nutrisi yaitu Air 10,45%, Protein 35,0%, BETN 24,0%, Serat kasar 9,5% , Lemak / abu 4,3%. Sehingga bahan pakan yang berasal dari bungkil sawit ini dapat bagus untuk di berikan kepada ternak sebagai bahan pakan tambahan
Bungkil Kelapa
Merupakan bahan yang berasal dari hasil ikutan ekstraksi minyak daging kelapa kering (kopra). Dari segi nutrisi tidak memuaskan, tetapi merupakan bahan alternatif yang penting untuk menutup kekurangan kebutuhan protein pakan. Kekurangan lisin dan metionin (nutrisi pembatas) dapat ditutupi dengan penggunaan tepung ikan atau asam amino sintetik. Kandungan nilai gizi bungkil kelapaKandungan Zat Kadar Zat Bahan kering (%) 84.40 Protein kasar (%) 21.00 TDN (%) 81.30Serat kasar (%) 15.00,  Lemak kasar (%) 1.80.  Pada ternak babi, penggunaannya tidak boleh lebih dari 20 %.
Garam
 Garam yang dimaksud disini adalah garam dapur (NaCl) dimana selainberfungsi sebagai mineral juga berfungsi sebagai pembatas konsumsi yangberlebihan bagi ternak karena adanya rasa asin. Garam dapur ditambahkan sebanyak 0,5% untuk meningkatkan tingkatkonsumsi konsentrat berenergi tinggi sampai menjadi 1,25 - 1,75 kg/ekor/hari.Semula pengaruhnya terlihat meningkatkan konsumsi kemudian menurunkansampai jumlah yang dikehendaki.

Urea
Urea yang ditambahkan dalam ransum ruminansia dengan kadar yangberbeda - beda, ternyata dirombak menjadi protein oleh mikroorganisme rumen.Urea merupakan bahan pakan sumber nitrogen yang dapat difermentasi di dalamsistem pencernaan ruminansia. Urea dalam proporsi tertentu mempunyai dampak positif terhadap peningkatan konsumsi protein kasar dan daya cerna. Urea biladiberikan kepada ruminansia akan melengkapi sebagian dari kebutuhan protein,karena dapat disintesis menjadi protein oleh mikroorganisme dalam rumen.

C.                Program lindo
Pada praktikum ini menggunakan program lindo dimana penggunaan bahan pakan di optimalkan sbb :
a)                  Bungkil kedelai digunakan antara 5 – 10 %.
b)                  Tepung ikan di gunakan antara 5 – 10 %.
c)                  Dedak digunakan 25 – 30 5.
d)                 Jagung digunakan antara 5 – 45 %.
e)                  Tepung daun indigo di gunakan 2 %.
f)                   Bungkil kelapa di gunakan 3 – 8 %.
g)                  Bungkil sawit di gunakan 3 – 8 %.
h)                  Minyak di gunakan 2 %.

·                     MIN, minimize (digunakan untuk memerintahkan perhitungan penggunaan bahan pakan secara minimal)
·                     ST, subject to
·                     EXT, extended (digunakan untuk menambah persamaan)
·                     END, (digunakan untuk perintah selesai menambah persamaan)
·                     DEL, delete (digunakan untuk menghapus persamaan)
·                     ALTER (digunakan untuk merubah koefisien suatu variable dalam persamaan)
·                     LOOK (digunakan untuk melihat persamaan yang telah dibuat
·                     ALL (untuk melihat semua persamaan dari baris persamaan ke)
·                     GO (digunakan untuk memproses data)
·                     SAVE (digunakan untuk menyimpan data persamaan yang telah dibuat)
·                     QUIT (keluar dari program Lindo)
·                     RETRIEVE (digunakan untuk memanggil file data yang pernah ada)



BAB V. KESIMPULAN
Pada praktikum ini mahasiswa dapat mengamati dan mengetahui berbagai jenis bahan pakan dengan melihat, mencium, meraba, dan merasa, selain itu mahasiswa dapat menyusun ransum bahan pakan, dan menguunakan program lindo untuk mempermudah perhitungan dalam menyusun ransum bahan pakan. Didalam pengembangan ransum yang bergizi, yang cukup memenuhi kebutuhan ternak, dan dalam jumlah tertentu dapat memberikan hasil yang sesuai dengan tujuannya, maka teknologi dalam menyusun ransum tersebut di atas lebih banyak memerlukan pengetahuan dan pengalaman. Dengan kata lain, menyusun ransum adalah mempertemukan kebutuhan zat gizi ternak (untuk hidup pokok, kerja, pertambahan berat badan, produksi susu, atau produksi telur) dengan zat gizi yang dikandung dalam pakan (diet).
















V. DAFTAR PUSTAKA
Ø  Kaharudin, Muzani A.2004. membuat ransum murah dari hasil pertanian dan limbah agro industri, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Nusa Tenggara Barat.
Ø  R. Murni, Suparjo 2008. Buku Ajar Pemanfaatan Limbah Untuk Pakan Ternak. Fakultas Pertanian.Universitas Jambi.
Ø  Mustari, S,P. Dkk, 2000. Pembuatan Pakan Ternak Unggas. Penerbit CV. Amissco. Jakarta.
Ø   D. A. LUBIS, 1953. Ilmu Makanan Ternak. PT  Pembangunan, Kota Bogor.
Ø  Parakkasi, 1995. Pembuatan bahan pakan.Ilmu Nutrisi.Jakarta.















LAPORAN PRAKTIKUM
MK. BAHAN MAKANAN TERNAK DAN FORMULASI RANSUM

Oleh:
ZOHDIN
NIM. E1C009085
DOSEN
HIDAYAT

Jurusan Peternakan – Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
 MEI 2011

No comments:

Post a Comment